Tanpa disadari, sudah H-3 menjelang episode final dari acara Produce X 101, acara survival show dari Korea Selatan yang disiarkan oleh stasiun TV MNET. Acara ini memiliki konsep memperlombakan 101 trainees (sebutan untuk orang yang mengikuti pelatihan menjadi Idol dan belum debut) untuk debut menjadi grup K-Pop.
Acara ini memiliki beberapa tahap evaluasi, mulai dari group battle, position evaluation, concept evaluation, dan debut evaluation. Hal yang unik berikutnya adalah acara ini menggunakan sistem voting yang dilakukan oleh para penonton (atau guknim producernim) untuk trainee yang mereka inginkan untuk debut.
Acara ini merupakan acara yang menjadi pembicaraan utama di media sosial kalangan pecinta K-Pop karena telah menghasilkan girl group dan boy group yang namanya tentu tidak asing, IOI (Produce 101), Wanna One (Produce 101 Season 2), dan IZ*ONE (Produce48). Season ini sendiri memiliki banyak perubahan dari season lalu. Di Produce48 sendiri ada 12 trainee yang akhirnya debut.
Di Produce X 101 ini sendiri, 101 trainees (yang sekarang tersisa menjadi 20), memperebutkan 10 kursi teratas serta 1 kursi spesial, yang mana trainee yang dapat duduk di kursi tersebut adalah mereka yang memiliki akumulasi jumlah vote dari awal acara ini dimulai hingga episode final yang akan disiarkan secara live pada tanggal 19 Juli 2019.
Walaupun dielu-elukan bahwa jumlah penonton untuk season ini tidak dapat disetarakan dengan penonton di season sebelumnya, acara ini rutin menduduki peringkat atas untuk rating televisi bahkan menempati peringkat 1 pada episode ke-5 sebagaimana dilaporkan oleh Nielsen Korea (soompi, Juni 2019). Belum lagi antusiasme fans baik di Korea Selatan dan fans Internasional tetap menggebu-gebu untuk mempromosikan serta melakukan voting secara berkala agar trainee yang mereka dukung bisa masuk ke jajaran debut.
Untuk menutupi kurangnya jumlah penonton dan voters pada season ini, para fans Korea juga tidak tanggung-tanggung untuk memberikan hadiah kepada mereka yang bukan penonton untuk memilih trainee yang mereka promosikan.
Mulai dari voucher makanan, rangkuman pelajaran untuk masuk kuliah terbaik di Korea, airpods untuk setiap orang bahkan sampai undian tiket ke Disneyland, dengan syarat mengirimkan bukti bahwa para non-penonton ini memilih trainee yang dipromosikan fans tersebut.
Kata-kata “Aku ingin dia debut” atau “(nama trainee), ayo debut!!” bukanlah hal yang asing ditemukan apabila kalian berkecimpung di media sosial para penonton setia Produce X 101.
Padahal, belum tentu setiap fans ini benar-benar mengenal trainee yang mereka dukung secara langsung. Bahkan, hampir sebagian besar penonton beserta fans mengenal trainee tersebut melalui media acara Produce X 101.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Selain itu, karena naluri survival show, tentu akan ada juga trainee yang gagal masuk ke dalam lineup debut, jika para fans merasakan kekecewaan terkait hal tesebut:
Apakah mereka dapat dikatakan berlebihan?
Kejadian tersebut dapat dijelaskan melalui terminologi yang dikeluarkan oleh Horton dan Wohl tahun 1956, yaitu ‘Parasocial Interaction’ (PSI) dan ‘Parasocial Relationship’ (PSR) (Dibble & Rosaen, 2011).
Parasocial Interaction atau interaksi parasosial (PSI) didefinisikan sebagai reaksi dari pengguna media kepada sosok figur media tersebut seperti mereka mengenal satu sama lain di saat acara tersebut sedang berlangsung (Dibble & Rosaen, 2011).
Sementara itu, Parasocial Relationship (PSR) atau Hubungan Parasosial adalah sebuah hubungan jangka panjang antara pengguna media dengan sosok figur media bahkan di luar acara tersebut (Dibble & Rosaen, 2011). Dapat disimpulkan bahwa PSR merupakan tahap lanjutan dari PSI apabila hubungan antara pengguna media dengan sosok figur media tersebut terjalin dengan baik sementara PSR yang baik dapat menguatkan PSI dengan sosok media figur tersebut.
Apabila ditarik ke dalam pembahasan Produce X 101, PSI adalah proses ketika saya yang tengah menonton episode 11, berteriak “Halah kamu wibu banget!” kepada Lee Jinhyuk yang menebas mati 22 api dari lilin menggunakan tongkat bisbol dan saya bertindak seakan-akan dia, Lee Jinhyuk, bisa mendengar teriakan saya, padahal tidak.
Sementara itu, PSR adalah saya yang menganggap Lee Jinhyuk sebagai wibu bahkan setelah saya selesai menonton episode 11 dan saya sebagai seorang wibu pula, merasa memiliki hubungan pertemanan dengan Lee Jinhyuk, padahal tidak.
Dapat dilihat bahwa kunci dari konsep Hubungan Parasosial adalah figur media atau personae, sebuah sosok, biasanya selebriti, yang membangun hubungan parasosial dengan fans mereka. Para personae ini adalah figur yang memiliki kemampuan untuk membangun rasa intim dengan sekelompok orang asing, sehingga akhirnya munculah Hubungan Parasosial antara personae dan orang asing, yang dapat berkembang menjadi fans mereka (Laken, 2009).
Para penonton ini mengenal para personae ini melalui observasi dan interpretasi dari penampilan mereka, gestur serta suara, bahkan pola bicara mereka sehingga lama-lama sosok personae ini menjadi terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari para penonton (Laken, 2009).
Sehingga, jangan heran apabila para penonton merasa sangat ‘terikat’ dengan trainee kesayangan mereka, hampir keseluruhan dari mereka sudah memiliki Hubungan Parasosial yang baik dengan trainee yang mereka dukung tersebut.
Dalam artikel yang Laken (2009) tulis, hal yang membedakan antara PSR dengan hubungan sosial secara umumnya, mereka merupakan hubungan yang satu arah.
Namun, Hubungan Parasosial sendiri dapat dikatakan secara psikologis menyerupai dengan hubungan interpersonal yang seseorang bangun dengan teman mereka (Gillen, 2002). Namun, perlu diingat bahwa walaupun terkesan tidak biasa,
Hubungan Parasosial merupakan suatu hal yang secara psikologis sehat dan normal, khususnya pada para pengguna media (Vinney, September 2018).
Menurut Vinney (September, 2018), manusia secara naluriah menginginkan hubungan sosial dengan orang lain, dan media tidak selalu hadir dari awal. Ketika para pengguna media diberikan sosok individu melalui media video (seperti televisi) atau audio (seperti radio), otak manusia akan merespon seolah-olah mereka berada di situasi asli.
Respon ini bukan berarti individu mempercayai bahwa interaksi mereka adalah nyata. Pengguna media tentu menyadari bahwa interaksi antara mereka dan sosok figur media ini hanya ilusi, namun cara mereka mempersepsikan tersebutlah yang membuat seakan-akan interaksi tersebut nyata.
Hal yang menarik dari Hubungan Parasosial adalah bagaimana mereka memiliki beberapa kesamaan dengan hubungan sosial (seperti hubungan pertemanan) di dunia nyata.
Dalam artikelnya, Young (September, 2016) yang melakukan wawancara terhadap Jaye L. Derrick, peneliti di bidang Hubungan Parasosial, memaparkan bahwa walaupun personae pada Hubungan Parasosial tidak bisa memberikan dukungan fisik, seperti memberikan sup ketika kita sedang merasa tidak enak badan, mereka dapat memberikan dukungan emosional dan terlihat seakan-akan mereka peduli dengan kalian. Hal ini merupakan fenomena yang biasa kalian dapatkan ketika berada di hubungan dengan keluarga, teman dekat atau pacar.
Selain itu, Penelitian Eyal dan Cohen (2006) juga membuktikan bahwa pengguna media dapat mengalami Parasocial Breakups ketika Hubungan Parasosial mereka berakhir. Hal ini dapat terjadi ketika personae meninggalkan acara, pengguna media berhenti mengikuti acara, serta ketika acara tersebut sudah selesai (Eyal & Cohen, 2006).
Penelitian pada penonton acara sitcom Friends tahun 2006 silam menemukan bahwa ketika penonton memiliki Hubungan Parasosial yang kuat dengan para karakter di dalam acara tersebut, maka mereka akan semakin mengalami distress yang lebih besar ketika acara tersebut menayangkan episode terakhirnya. Pola yang ditunjukkan oleh para penonton Friends tersebut ternyata menyerupai dengan pola ketika seseorang kehilangan hubungan di kehidupan nyata, walaupun dengan intensitas emosi yang lebih kecil (Eyal & Cohen, 2006).
Oleh karenanya, jangan heran ketika teman kalian yang menonton Produce X 101 merasa sedih dan kecewa ketika trainee kesayangan mereka tidak debut atau bahkan ketika acara Produce X 101 tersebut berakhir.
Apa yang mereka alami itu dapat disetarakan ketika mereka mengakhiri hubungan pertemanan di dunia nyata. Ada baiknya kalian menghibur dia dan mungkin, berilah mereka pelukan. Sementara itu, untuk kalian yang merasakan kesedihan itu, tenang saja. I feel you. :’)
Akhir kata, Interaksi Parasosial dan Hubungan Parasosial dapat muncul di berbagai area, namun saya memilih untuk mengulas pada Produce X 101 karena selain saya merupakan salah satu penonton setia Produce X 101, saya merasa bahwa ulasan mengenai Produce X 101.. Terasa lebih fitting untuk saat ini.
Sebagai penonton setia Produce X 101 pula, saya mengucapkan good luck kepada guknim-producernim sekalian dengan trainee kesayangan mereka dan may we survive the final episode.
Terima kasih sudah membaca!
Edited version + PSA:
Please guys Parasocial Relationship ITU SEHAT KOK :’))) Tapi perlu ingat kesadaran sama kondisi diri kalian ya!
Daftar Pustaka
Dibble, J.L. & Rosaen, S.F. (2011). Parasocial interaction as more than friendship : Evidence for parasocial interactions with disliked media figures. Journal of Media Psychology, 23(3), 122–132. DOI: 10.1027/1864–1105/a000044
Eyal, K., & Cohen, J. (2006). When Good Friends Say Goodbye: A Parasocial Breakup Study. Journal of Broadcasting & Electronic Media, 50(3), 502–523.doi:10.1207/s15506878jobem5003_9
Giles, D. C. (2002). Parasocial Interaction: A Review of the Literature and a Model for Future Research. Media Psychology, 4(3), 279–305.doi:10.1207/s1532785xmep0403_04
Laken, A. R., (2009). Parasocial relationships with celebrities: An illusion of intimacy with mediated friends. UNLV Theses, Dissertations, Professional Papers, and Capstones. 962. https://digitalscholarship.unlv.edu/thesesdissertations/962
Soompi (June 1st, 2019). Produce X 101” Achieves №1 Ratings In Time Slot With 1st Elimination Ceremony. Retrieved from https://www.soompi.com/article/1328972wpp/produce-x-101-achieves-no-1-ratings-in-time-slot-with-1st-elimination-ceremony
Vinney, C. (September 21st, 2018). Parasocial Relationships: Definition, Examples, and Key Studies. Retrieved from https://www.thoughtco.com/parasocial-relationships-4174479